Minggu, 14 Juni 2009

I B U

Aku lahir dari perut ibu......

(bukan kata org...memang BENARKAN !!!.... ..)


Bila dahaga, yangsusukan aku.....ibu
Bila lapar, yang menyuapi aku....ibu
Bila sendirian, yang selalu di sampingku.. ..ibu

Kata ibu,
perkataan pertama yang aku sebut.....Ibu
Bila bangun tidur, aku cari....ibu
Bila nangis, orang pertama yang datang ....ibu
Bila ingin bermanja, aku dekati....ibu
Bila ingin bersandar, aku duduk sebelah....ibu
Bila sedih, yang dapat menghiburku hanya....ibu
Bila nakal, yang memarahi aku....ibu
Bila merajuk, yang membujukku cuma....ibu
Bila melakukan kesalahan, yang paling cepat marah.....ibu
Bila takut, yang menenangkan aku....ibu
Bila ingin peluk, yang aku sukapeluk....ibu

Akuselalu teringatkan ....ibu
Bila sedih, aku mesti telepon....ibu
Bila senang, orang pertama aku ingin beritahu.... .ibu
Bila marah.. aku suka meluahkannya pada...ibu
Bila takut, aku selalu panggil... "ibuuuuu! "
Bila sakit, orang paling risau adalah....ibu
Bila aku ingin bepergian, orang paling sibuk juga....ibu
Bila buat masalah, yang lebih dulu memarahi aku....ibu
Bila aku ada masalah, yang paling risau.... ibu
Yang masih peluk dan cium aku sampai hari ini.. ibu
Yang selalu masak makanan kegemaranku. ...ibu
Kalau pulang ke kampung, yang selalu memberi bekal.....ibu
Yang selalu menyimpan dan merapihkan barang-barang aku....ibu
Yang selalu berkirim surat dengan aku...ibu
Yang selalu memuji aku.....ibu
Yang selalu menasihati aku.....ibu
Bila ingin menikah..Orang pertama aku datangi dan minta persetujuan. ....ibu
Akuada pasangan hidup sendiri....
Bila senang, aku cari....pasanganku
Bila sedih, aku cari....ibu
Bila mendapat keberhasilan, aku ceritakan pada....pasanganku
Bila gagal, aku ceritakan pada......ibu
Bila bahagia, aku peluk erat.....pasanganku
Bila berduka, aku peluk erat.....ibuku
Bila ingin berlibur, aku bawa....pasanganku
Bila sibuk, aku antar anak ke rumah....ibu
Bila sambut valentine.. Aku beri hadiah pada pasanganku
Bila sambut hari ibu...aku cuma dapat ucapkan "Selamat Hari Ibu"

Selalu.. aku ingat pasanganku
Selalu.. ibu ingat aku
Setiap saat... aku akan telepon pasanganku
Entah kapan.... aku ingin telepon ibu
Selalu...aku belikan hadiah untuk pasanganku
Entah kapan... aku ingin belikan hadiah untuk ibu

Renungkan:"Kalau kau sudah selesai belajar dan berkerja....masih ingatkah kau pada ibu?
tidak banyak yang ibu inginkan... hanya dengan menyapaibupun cukuplah".
Berderai air mata jika kita mendengarnya.

.......Tapi kalau ibu sudah tiada.......
...IBUUUU...
RINDU IBU....
RINDU SEKALI....
Berapa banyak yang sanggup menyuapi ibunya....
Berapa banyak yang sanggup mencuci muntah ibunya.....
Berapa banyak yang sanggup menggantikan alas tiduribunya.....
Berapa banyak yang sanggup membersihkan najis ibunya......
Berapa banyak yang sanggup berhenti kerja untuk menjagaibunya......
dan akhir sekali berapa banyak yang men-SHOLAT-kan JENAZAHibunya......

Minggu, 16 November 2008

Miskin Syukur..?

taken from http://warnaislam.com

Pagi hari masih bisa beli nasi uduk, lengkap dengan bihun, tempe
goreng atau semur jengkol sebenarnya sudah bagus. Tetapi kerap mulut
berbicara lain, "Nasi uduk melulu, nggak ada makanan lain?" Akhirnya
sampai sore sepiring nasi uduk itu tak disentuh sama sekali.

Sudah sepuluh tahun bekerja dan punya penghasilan tetap saja mengeluh,
"Kerja begini-begini saja, nggak ada perubahan, gaji sebulan habis
seminggu…" Belum lagi `nyanyian' isteri di rumah, "cari kerja tambahan
dong pak, biar hidup kita nggak susah terus"

Dikaruniai isteri yang shaleh dan baik masih menggerutu, "baik sih,
rajin sholat, tapi kurang cantik…" Tidak beda dengan seorang perempuan
yang menikah dengan pria bertampang pas-pasan, "Sudah miskin nggak
ganteng pula. Masih untung saya mau nikah sama dia…"

Punya kesempatan memiliki rumah meski hanya type kecil dan rumah
sangat sederhana tentu lebih baik dari sekian orang yang baru bisa
mimpi punya rumah sendiri. Disaat yang lain masih ngontrak dan
nomaden, mulut ini berceloteh, "Ya rumah sempit, gerah, sesak.
Sebenarnya sih nggak betah, tapi mau dimana lagi?"

Sudah bagus suaminya tidak naik angkot atau bis kota berkali-kali
karena memiliki sepeda motor walau keluaran tahun lama. Eh,
bisa-bisanya sang isteri berkomentar, "Jual saja pak, saya malu kalau
diboncengin pakai motor butut itu".

Ada lagi yang dikaruniai anak, sudah bagus anaknya terlahir normal,
tidak cacat fisik maupun mental. Gara-gara anaknya kurang cantik atau
tidak tampan, ia mencari kambing hitam, "Bapak salah milih ibu nih,
jadinya wajah kamu nggak karuan begini". Padahal di waktu yang
berbeda, ibunya pun berkata yang hampir mirip, "Maaf ya nak, waktu itu
ibu terpaksa menikahi bapakmu. Habis, kasihan dia nggak ada yang naksir".

Kita, termasuk saya, tanpa disadari sudah menjadi orang-orang miskin.
Bukan karena kita tidak memiliki apa-apa, justru sebaliknya kita
tengah berlimpah harta dan memiliki sesuatu yang orang lain belum
berkesempatan memilikinya. Kita benar-benar miskin meski dalam keadaan
kaya raya, karena kita tak pernah bersyukur dengan apa yang
dianugerahkan Allah saat ini. Ya, kita ini miskin rasa syukur.

Punya sedikit ingin banyak, boleh. Dapat satu, ingin dua, tidak
dilarang. Merasa kurang dan mau lebih, silahkan. Tidak masalah kok
kalau merasa kurang, sebab memang demikian sifat manusia, tidak pernah
merasa puas. Pertanyaannya, yang sedikit, yang satu, yang kurang itu
sudah disyukuri kah?

Senin, 10 November 2008

Jokes Cerita dengan huruf " T"

Cerita dengan huruf “T”
[IMAGE]

Takkala Temperatur Terik Terbakar Terus,
Tukang Tempe Tetap Tabah, "Tempe-tempe" , Teriaknya.

Ternyata Teriakan Tukang TempeTadi Terdengar Tukang Tahu,
Terpaksa Teriakannya Tambah Tinggi, "Tahu...Tahu. ..Tahu... !"
"Tempenya Terbaik, Tempenya Terenak, Tempenya Terkenal!!", Timpal Tukang Tempe.

Tukang Tahu Tidak Terima,
"Tempenya Tengik, Tempenya Tawar, Tempenya Terjelek.... !
" Tukang Tempe Tertegun, Terhenyak,
"Teplakkk... !"
Tamparannya Tepat Terkena Tukang Tahu.

Tapi Tukang Tahu Tidak Terkalahkan,
Tendangannya Tepat Terkena Tulang Tungkai Tukang Tempe.
Tukang TempeTerjengkang Tumbang!
Tapi Terus Tegak,

Tatapannya Terhunus Tajam Terhadap Tukang Tahu.
Tetapi, Tukang Tahu Tidak Terpengaruh Tatapan Tajam Tukang TempeTersebut,
"Tidak Takut!!"
Tantang Tukang Tahu.

Tidak Ternyana Tangan Tukang TempeTerkepal, Tinjunya Terarah, Terus Tonjokkannya Tepat Terkena Tukang Tahu,
Tak Terelakkan!

Tujuh Tempat Terkena Tinjunya,
Tonjokan Terakhir Tepat Terkena Telak.
Tukang Tahu Terjerembab.
"Tolong.. Tolong.. Tolong..!",
Teriaknya Terdengar Tinggi.

Tetapi Tanpa Tunda Tempo,
Tukang TempeTeruskan Teriakannya,
"Tempe.. Tempe.. Tempe..!!"

Tuhan Punya Alasan

TUHAN PUNYA ALASAN


(disadur dari sebuah kisah nyata oleh Frank Slazak)


Semua ini dimulai dari impianku..

“Aku ingin menjadi astronot”
“Aku ingin terbang ke luar angkasa”
Tetapi aku tidak memiliki sesuatu yang tepat.

Aku tidak memiliki gelar,
dan aku bukan seorang pilot..

Namun,
sesuatu pun terjadi,
suatu keajaiban,
paling tidak bagiku..

Sebuah pengumuman dari Gedung putih,
mereka mencari warga biasa untuk ikut dalam penerbangan 51-L,
salah satu pesawat ulang-alik NASA.
Dan warga itu adalah seorang guru..
Aku warga biasa,
dan aku seorang guru..

Hari itu juga aku mengirimkan surat lamaran ke Washington.
Setiap hari aku berlari ke kotak pos, berharap..

Akhirnya datanglah sebuah amplop resmi dengan logo NASA didepannya.
Doaku terkabulkan!

Aku lolos penyisihan pertama.
Ini benar-benar terjadi padaku.
Selama beberapa minggu berikutnya,
impianku terasa semakin dekat
saat NASA mengadakan test fisik dan mental.
Begitu test selesai,
Aku menunggu
dan berdoa lagi.

Aku tahu aku semakin dekat pada impianku..
Beberapa waktu kemudian,
aku menerima panggilan berikutnya..
untuk mengikuti program latihan astronot khusus di Kennedy Space Center .
Dari 43.000 pelamar, telah tersaring 10.000 orang..
dan kini aku menjadi bagian dari ”hanya” 100 orang yang berkumpul,
untuk sebuah penilaian akhir..

Ada uji simulator,
uji Claustrophobia,
latihan ketangkasan,
latihan fisik,
percobaan mabuk udara,
dan masih banyak lagi ujian yang tidak mudah untuk dihadapi..


Siapakah di antara kami yang bisa melewati ujian akhir ini?
Tuhan,
biarlah diriku yang terpilih,
begitu aku berdoa..

Lalu tibalah berita yang menghancurkan hatiku,

NASA memilih Christina McAufliffe.
Aku KALAH!

Impian hidupku hancur.
Aku mengalami depresi berat.
Rasa percaya diriku lenyap,
dan amarah menggantikan kebahagiaanku..
Aku mempertanyakan semuanya..
KENAPA Tuhan? KENAPA??

Kenapa bukan aku?
Apa dari diriku yang kurang?
Mengapa Engkau perlakukan aku dengan kejam?
Aku berpaling pada ayahku.
Ia berkata:
“Semua terjadi karena suatu alasan…”


Selasa, 28 Januari 1986,
Aku berkumpul bersama teman-teman,
untuk melihat peluncuran pesawat ulak alik itu.

Sesaat ketika pesawat itu melewati menara landasan pacu,
aku menantang impianku untuk terakhir kali.
“TUHAN,
aku bersedia melakukan apa saja agar berada di dalam pesawat itu…”
Air mataku menetes,
“KENAPA bukan aku?”

Tujuh puluh tiga detik kemudian,
Tuhan menjawab semua pertanyaanku
dan menghapus semua keraguanku
saat pesawat itu meledak berkeping-keping di udara..

ya,
pesawat ulak alik itu adalah Challanger,
dan menewaskan semua penumpang di dalamnya..
Aku teringat kata-kata ayahku,
"Semua terjadi karena suatu alasan..."

Aku tidak terpilih dalam penerbangan itu,
walaupun aku sangat menginginkannya
karena Tuhan memiliki alasan lain
untuk kehadiranku di bumi ini..

Aku memiliki misi lain dalam hidup.
Aku tidak kalah;
aku seorang pemenang.
Aku menang karena aku telah kalah.

“Aku, Frank Slazak, masih hidup untuk bersyukur pada Tuhan
karena TIDAK semua doaku dikabulkan.”

Surat Upik Untuk Mama

Sudahkah kita menjadi orangtua yang baik buat anak-anak kita..??


Soooo sweet.....
(Untuk yang akan/sudah jadi Mama n Papa, )

Mamaku sayang,
aku mau cerita sama mama.
Tapi ceritanya pake surat ya.
Kan, mama sibuk, capek, pulang udah malem.
Kalo aku banyak ngomong nanti mama marah kayak kemarin itu,
aku jadinya takut dan nangis.

Kalo pake surat kan mama bisa sambil tiduran bacanya.
Kalo ngga sempet baca malem ini bisa disimpen sampe besok, pokoknya bisa dibaca kapan aja deh.
Boleh juga suratnya dibawa ke kantor.

Ma, boleh ngga aku minta ganti mbak?
Mbak Jum sekarang suka galak, Ma.
Kalo aku ngga mau makan, piringnya dibanting di depan aku.
Kalo siang aku disuruh tidur melulu, ngga boleh main,
padahal mbak kerjanya cuman nonton TV aja.
Bukannya dulu kata mama mbak itu gunanya buat nemenin aku main?
Trus aku pernah liat mbak lagi ngobrol sama tukang roti di teras depan.
Padahal kata mama kan ngga boleh ada tukang-tukang yang masuk rumah kan?

Kalo aku bilang gitu sama mbak, mbak marah banget
kan katanya kalo diaduin sama mama dia mau berhenti kerja.
Kalo dia berhenti berarti nanti mama repot ya?
Nanti mama ngga bisa kerja ya?
Nanti ngga ada yang jagain aku di rumah ya?
Kalo gitu susah ya, ma?

Mbak ngga diganti ngga apa-apa
tapi mama bilangin dong jangan galak sama aku.
Ma, bisa ngga hari Kamis sore mama nganter aku ke lomba nari Bali?
Pak Husin sih selalu nganterin, tapi kan dia cowok, ma.
Ntar yang dandanin aku siapa?
Mbak Jum ngga ngerti dandan.
Ntar aku kayak lenong.
Kalo mama kan kalo dandan cantik.
Temen-temen aku yang nganterin juga mamanya.
Waktu lomba gambar minggu lalu Pak Husin yang nganter;
tiap ada lomba Pak Husin juga yang nganter.
Bosen, ma.

Lagian aku pingin ngasi liat sama temen-temenku kalo mamaku itu cantik banget,
aku kan bangga, ma.

Temen-temen tuh ngga pernah liat mama.
Pernah sih liat, tapi itu tahun lalu pas aku baru masuk SD,
kan mereka jadinya udah lupa tampangnya mama.
Ma, hadiah ulang tahun mulai tahun ini ngga usah dibeliin deh.
Uangnya mama tabungin aja.
Trus aku ngga usah dibeliin baju sama mainan mahal lagi deh.
Uangnya mama tabung aja.
Kalo uang mama udah banyak, kan mama ngga usah kerja lagi.
Nah, itu baru sip namanya.

Lagian mainanku udah banyak dan lebih asyik main sama mama kali ya?
Udah dulu ya, ma.
Udah ngantuk.
I love you Mom ------------ --------- ---------

Kadang uang mengalahkan semuanya,
semua yang ada di hidup kita dengan dalih memenuhi kebutuhan hidup. T
ahu kah anda...
saat kita tua dan pensiun...
atau saat kita meninggal...
perusahaan memiliki ratusan,
bahkan ribuan orang untuk menggantikan kita.

Tapi sadarkan kita...
tidak ada satu pun yang bisa menggantikan kita di hati,
pikiran dan ingatan anak kita tercinta yang ada di rumah...

SUDAHKAH KITA MEMIKIRKANNYA? ------------ --------- --------- --------- --------- --------- --------- -
Pemenuhan dari sebuah permintaan terkadang tidak sesederhana keinginan itu sendiri untuk kumpul bersama.

Simple request but very hard to be approved,
a lot of cosiderations has to be tought...
GGS (Gampang-Gampang Susah) !!!

Penciptaan Seorang Ibu

PENCIPTAAN SEORANG IBU


Ketika itu,
Tuhan telah bekerja enam hari lamanya.
Kini gilirandiciptakan para ibu.
Seorang malaikat menghampiri Tuhan dan berkata lembut :
"Tuhan, banyak nian waktu yg Tuhan habiskan untuk menciptakan ibu ini ?"
Dan Tuhan menjawab pelan:
"Tidakkah kau lihat perincian yang harusdikerjakan ?
01) Ibu ini harus waterproof (tahan air/cuci) tapi bukan dari plastik.
02) Harus terdiri dari 180 bagian yang lentur, lemas dan tidak cepatcapai
03) Ia harus bisa hidup dari sedikit teh kental dan makanan seadanya untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya
04) Memiliki kuping yang lebar untuk menampung keluhan anak-anaknya.
05) Memiliki ciuman yang dapat menyembuhkan dan menyejukan hati anaknya.
06) Lidah yang manis untuk merekatkan hati yang patah, dan
07) Enam pasang tangan!!

---Malaikat itu menggeleng-gelengkan kepalanya
"Enam pasa ng tangan....? tsktsk tsk..."
"Tentu saja ! Bukan tangan yang merepotkan Saya, melainkan tangan yang melayani sana sini, mengatur segalanya menjadi lebih baik...." balasTuhan.
08) Juga tiga pasang mata yang harus dimiliki seorang ibu.
"Bagaimana modelnya ?" Malaikat semakin heran.
Tuhan mengangguk-angguk.
"Sepasang mata yang dapat menembus pintu yang tertutup rapat dan bertanya : "Apa yang sedang kau lakukan di dalamsitu?",
padahal sepasang mata itu sudah mengetahui jawabannya.
"Sepasangmata kedua sebaiknya diletakkan di belakang kepalanya, sehingga ia bisamelihat ke belakang tanpa menoleh.
Artinya, ia dapat melihat apa yangsebenarnya tak boleh ia lihat
dan sepasang mata ketiga untuk menatap lembut seorang anak yang mengakui kekeliruannya. Mata itu harus bisabicara! Mata itu harus berkata : "Saya mengerti dan saya sayang padamu".Meskipun tidak diucapkan sepatah kata pun.
"Tuhan", kata malaikat itu lagi, "Istirahatlah"
"Saya tidak dapat, Saya sudah hampir selesai"
09) Ia harus bisa menyembuhkan diri sendiri kalau ia sakit.
10) Ia harus bisa memberi makan 6 orang dengan satu setengah ons daging.
11) Ia juga harus menyuruh anak umur 9 tahun mandi pada saa t anak itutidak ingin mandi....
Akhirnya Malaikat membalik balikkan contoh Ibu dengan perlahan."Terlalu lunak", katanya memberi komentar.
"Tapi kuat", kata Tuhan bersemangat.
"Tak akan kau bayangkan betapa banyaknya yang bisa ia tanggung,pikuldan derita.
"Apakah ia dapat berpikir ?" tanya malaikat lagi.
"Ia bukan saja dapat berpikir, tapi ia juga dapat memberi gagasan, idedan berkompromi", kata Sang Pencipta.

Akhirnya Malaikat menyentuh sesuatu dipipi. "Eh, ada kebocoran disini"
"Itu bukan kebocoran", kata Tuhan. "Itu adalah air mata.... air matakesenangan, air mata kesedihan, air mata kekecewaan, air matakesakitan, air mata kesepian, air mata kebanggaan, airmata....,airmata...."

Akhirnya Malaikat berkata pelan pada pembaca.........:

"JIKA KAMU MENCINTAI IBU MU KIRIMLAH CERITA INI KEPADA ORANG LAIN, AGARSELURUH ORANG DI DUNIA INI DAPAT MENGHORMATI, MENCINTAI DAN MENYAYANGIIBUNYA"

Senin, 03 November 2008

Renungan Bagi yang Sibuk Berkarir #1

Seperti biasa Rudi, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka
di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya,
Imron, putra pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan
pintu untuknya. Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama.

"Kok, belum tidur ?" sapa Rudi sambil mencium anaknya.

Biasanya Imron memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga
ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari.

Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Imron menjawab, "Aku
nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?"

"Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?"

"Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Imron singkat.

"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam
dan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari
kerja. Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi,
gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?"

Imron berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementara
Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Rudi beranjak
menuju kamar untuk berganti pakaian, Imron berlari mengikutinya. "Kalo
satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam Papa
digaji Rp. 40.000,- dong" katanya.

"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Rudi

Tetapi Imron tidak beranjak. Sambil menyaksikan Papanya berganti
pakaian, Imron kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam uang Rp.
5.000,- enggak ?"

"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam
begini ? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah".

"Tapi Papa..."

Kesabaran Rudi pun habis. "Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan
Imron. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya.

Usai mandi, Rudi nampak menyesali hardikannya. Ia pun menengok Imron di
kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Imron didapati
sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di
tangannya.

Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Rudi berkata,
"Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Imron. Tapi buat apa sih minta uang
malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa. Jangankan
Rp. 5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Rudi.

"Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan
kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini".

"Iya, iya, tapi buat apa ?" tanya Rudi lembut.

"Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga
puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga.
Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp.
15.000,- tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka
setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang
Rp. 5.000,- makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Imron polos.


Rudi pun terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu
erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan
harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli"
kebahagiaan anaknya.


with Love & Peace